Mengenal Hama dan Penyakit Pada Pohon Buah Naga
Tidak selamanya menanam tanaman selalu mulus. Banyak gangguan
diantaranya adalah hama dan penyakit. Budiaya pohon buah naga memang sedang
menjadi primadona di kalangan petani dan pekebun Indonesia. Selain perawatanya
relatif mudah, buahnya banyak dan usianya produktifitasnya yang
alama sampai 20 tahun, buahnya disukai konsumen juga harganya yang sangat
menggiurkan. Namun budidaya buah naga juga ada faktor resiko yaitu
penyakit. Hama yang paling sering menyerang dalam budidaya buah naga antara
lain :
Tungau (Tetranycus sp.)
Tungau berukuran sangat kecil dengan bentuk menyerupai laba-laba
dan bersifat polyfag, yaitu menyerang hampir segala jenis tanaman. Serangga
dewasa berukuran kurang lebih 1 mm dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau
berkisar antara 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman buah naga dengan cara
menghisap cairan batang dan cabang. Akibatnya dipermukaan kulit batang atau
cabang tanaman yang terserang muncul bintik-bintik kuning atau cokelat.
Serangan yang berat akan menyebabkan tanaman buah naga tumbuh tidak normal.
Pengendalian tungau bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida
nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut.
Untuk memulihkan tanaman yang terserang tungau diberikan nutrisi tanaman
organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman,
dengan cara disemprot.
Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Salah satu hama utama dalam budidaya buah naga adalah kutu kebul.
Imago serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm, berwarna putih, dan sayapnya ditutupi
lapisan lilin yang bertepung. Serangga dewasa biasanya berkelompok pada
permukaan bagian bawah cabang. Jika tanaman disentuh biasanya serangga akan
beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Gejala serangan kutu kebul pada
tanaman buah naga ditandai dengan adanya bercak nekrotik akibat rusaknya
sel-sel dan jaringan tanaman pada batang atau cabang yang terserang. Ekskresi
kutu kebul berupa madu yang merupakan media tempat tumbuhnya embun jelaga yang
berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis berlangsung tidak
normal. Selain kerusakan langsung pada tanaman, kutu kebul merupakan serangga
yang sangat berbahaya karena berperan sebagai vektor penular virus tanaman.
Kerugian akibat serangan kutu kebul dapat mencapai 20-100%. Hingga saat ini,
tercatat sebanyak 60 jenis virus yang berpotensi ditularkan oleh kutu kebul.
Pengendalian hama kutu kebul dapat dilakukan secara kultur teknis,
yaitu dengan menerapkan metode strip-planting yaitu penerapan tanaman
perangkap. Tanaman perangkap bisa ditanam mengelilingi areal budidaya buah naga
sehingga membentuk pagar yang rapat. Beberapa tanaman yang efektif digunakan
sebagai perangkap kutu kebul antara lain, jagung, bunga matahai, kacang panjang,
dan buncis. Selain penerapan strip planting, pengendalian gulma juga harus
dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensi sebagai inang kutu kebul.
Untuk mengurangi populasi serangga bisa dengan pemasangan alat
perangkap yellow trap sebanyak 40 buah/ha. Pengendalian hayati dapat dilakukan
dengan memanfaatkan musuh alami kutu kebul, antara lain sebagai berikut :
1. Kumbang
predator Menochilus sexmaculatus (Coccinelidae) yang memiliki siklus hidup
18-24 hari dengan kemampuan memangsa nimfa kutu kebul sebanyak 200-400 ekor.
Satu ekor kumbang betina mampu menghasilkan telur sebanyak 3.000 butir.
2. Parasitoid
Encarcia formosa, satu ekor serangga betinanya mampu menghasilkan telur
sebanyak 100-200 butir.
Penyemprotan pestisida nabati seperti nimba, tagetes, eceng
gondok, atau rumput laut harus dilakukan secara rutin dengan interval 3-4 hari
sekali.
Untuk memperkuat kondisi tanaman agar mampu bertahan dari infeksi
virus yang ditularkan oleh kutu kebul maka diperlukan penyemprotan mengunakan
nutrisi organik secara rutin dengan interval 7 hari sekali. Pemberian nutrisi
organik bertujuan untuk memberikan asupan yang cukup pada tanaman, sehingga
tanaman tetap sehat. Tanaman yang sehat memiliki daya tahan yang baik dari
serangan hama penyakit.
Kutu sisik (Pseudococcus
sp.)
Hama ini lebih menyukai berapa pada bagian batan atau cabang
tanaman buah naga yang tidak terkena sinar matahari. Batang atau cabang tanaman
terserang telihat kusam.
Pengendalian hama Peudococcus sp. bisa dilakukan dengan penyemprotan
pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau
rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang, berikan nutrisi tanaman
organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman,
dengan cara disemprot.
Kutu Batok (Aspidiotus sp.)
Hama kutu batok menyerang tanaman buah naga dengan cara mengisap
cairan batang atau cabang, sehingga pada bagian tanaman terserang berwarna
kuning.
Pengendalian hama Kutu Batok (Aspidiotus sp.) bisa dilakukan
dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes,
eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang,
berikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun
melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.
Bekicot
Hama bekicot menyerang tanaman buah naga terutama pada musim
hujan. Bekicot menyerang tanaman buah naga pada malam hari dengan cara
menggerogoti batang atau cabang tanaman sehingga bagian tanaman yang luka
berpotensi terinfeksi oleh penyakit sekunder yang disebabkan oleh fungi maupun
bakteri.
Pengendalian bekicot bisa dilakukan secara fisik yaitu dengan
melakukan pengontrolan lahan dan mengambil berkicot yang menempel pada tanaman
Lebih efektif pengendalian dengan cara ini dilakukan pada malam hari, karena
bekicot memiliki aktifitas yang tinggi pada malam hari.
Semut
Pada umumnya, semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai
berbunga. Bunga buah naga memiliki aroma khas dan mengeluarkan cairan yang
berasa manis. Semut menyerang dengan mengerubungi bungan yang baru kuncup dan
mengakibatkan kulit buah akan berbintik-bintik cokelat. Hal ini tentunya
mengakibatkan kualitas buah turun dan harga menjadi rendah. Pengendalian
dilakukan dengan menaburkan kapur di sekitar batang utama.
Burung
Gangguan burung umumnya jarang terjadi sehingga tidak perlu
dikhawatirkan. Biasanya burung menyerang buah naga yang telah masak. Pemanenan
tepat waktu dapat mengurangi resiko serangan burung tersebut.
PENYAKIT BUAH NAGA
Busuk Pangkal Batang
Penyakit busung pangkal
batang umumnya menyerang pada saat awal penanaman. Gejala serangan ditandai
dengan adanya pembusukan pada pangkal batang sehingga menyebabkan batang berair
dan berwarna kecokelatan. Pada daerah terserang terdapat bulu-bulu putih halus
yang merupakan miselium cendawan. Penyakit ini disebabkan oleh serangan
cendawan Sclerotium rolfsii Sacc. dan lebih sering menyerang tanaman pada saat
cuaca lembab.
Upaya pengendalian dapat
dilakukan dengan pengaturan drainase dan kelembaban pada saat musim hujan.
Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang
putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan
disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan
pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
Busuk Bakteri
Serangan penyakit ini
desebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas sp. Gejala tanaman yang terserang
penyakit busuk bakteri ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang,
terdapat lendir putih kekuningan pada daerah serangan, serta tanaman tanpak
kusan dan layu.
Pengendalian terhadap
serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin,
perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman
terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya.
Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik
tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman
menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta
bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya
lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati,
seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
Fusarium
Penyakit ini disebabkan
oleh cendawan Fusarium oxysporium. Gejala serangan antara lain cabang tanaman
berkerut, layu dan busuk berwarna cokelat. Secara umum gejala yang tampak
hampir sama dengan serangan penyakit busuk bakteri.
Pengendalian terhadap
serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin,
perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman
terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya.
Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik
tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman
menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta
bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya
lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti
Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
PANEN BUAH NAGA
Panen merupakan kegiatan
memetik buah yang telah siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai
dengan standar yang ditentukan pasar. Tujuannya adalah untuk memperoleh hasil
sesuai dengan tingkat kematangan buah. Umumnya produk hortikultura merupakan
produk yang cepat sekali rusak. Meskipun mutunya bagus, tetapi jika pemanenan
dilakukan dengan tidak benar maka akan menurunkan kualitasnya. Pada bagian ini
akan dibahas tentang panen buah naga Super Red (Hylocereus costaricensis).
Setelah berumur 1,5-2 tahun
tanaman buah naga mulai berbunga. Buah naga Super Red siap panen memerlukan
waktu antara 50-55 hari sejak muncul bunga. Setelah bunga muncul pada bagian
cabang atau tangkai buah diberi tanda tanggal munculnya bunga tersebut
mengguunakan kertas dan ditulis dengan spidol, lalu kertas dibungkus dengan
plastik bening agar tidak rusak. Biasanya pada 2 tahun pertama, setiap tiang
mampu menghasilkan 8-10 buah naga dengan bobot 400-600 gram/buah. Umur
produktif tanaman buah naga berkisar 15-20 tahun.
Ciri-Ciri buah naga siap panen :
1. Umur buah
sejak telah mencapai 50-55 hari setelah muncul bunga;
2. Warna
kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan;
3. Mahkota
buah telah mengecil;
4. Kedua
pangkal buah keriput dan kering;
5. Bentuk
buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.
Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 atau
sore hari antara pukul 15.00-17.00. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dan
tidak hujan. Hindari panen pada kondisi lembab karena dapat memicu serangan patogen
pada saat penyimpanan.
Pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga
kualitas buah. Cara dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut :
1. Kenakan
sarung tangan agar tidak melukai kulit buah.
2. Gunakan
gunting atau alat potong lain yang tajam untuk memotong tangkai buah.
3. Potong
buah tepat pada tangkainya, lakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai
kulit buah maupun percabangan tempat buah tersebut.
4. Bungkus
buah yang telah dipanen dengan koran dan diletakkan ke dalam keranjang dengan
posisi tangkai buah menghadap ke bawah. Bagian bawah keranjang dilapisi dengan
daun kering atau kertas koran.
5. Bagian
atas buah juga dilapisi dengan daun kering atau kertas koran untuk mengurangi
tekanan buah pada lapisan di atasnya.
6.
Tinggi lapisan buah tidak lebih dari 3 lapis agar buah bagian
bawah tidak menerima beban terlalu berat.
Berikut video tentang hama dan penyakit pada pohonbuah naga
sumber :PETUNJUK PRAKTIS BUDIDAYA PERTANIAN
Comments
Post a Comment